Tuesday, May 30, 2017

Perempuan Berdarah Batak di AS Roma




Perempuan Berdarah Batak di AS Roma

JIWA BATAK - Radja Nainggolan bukanlah satu-satunya pesepakbola berdarah batak indonesia di AS Roma.Ada lagi Riana Nainggolan yang merupakan saudara kembarnya.

Riana menandatangani kontrak do Olimpico pada musim panas 2014 atau enam bulan setelah Radja bergabung sebagai status sebagai pinjaman.

Tidak seperti Radja yang menuembus team inti l Giallorossi secara reguler,Riana cuma berstatus sebagai pelapis.Dia masih kalah dari Vanessa Nagni,Claudia Palombi,dan Camilla Labate.

Riana cuman diturunkan sebanyak empat kali pada seri A 2015-2016,tetapi mampu menyumbang satu gol.Adapun pada musim lalu,dia mencetak gol dari 16 partai liga.
Meski tidak menjadi pilihan utama di level klub,pemain berusia 27 tahun ini mampu menarik poerhatian tim nasional wanita,Ives Serneels.

"Kami sudah memantau performa Riana sejak lama.Kepindahan ke Roma merupakan tantangan yang dibutuhkan oleh dia," ucap Serneels seperti dilansir Sporza,2015.
Riana pun masuk skuad timnas untuk tiga pertandingan Piala Siprus pada Maret 2015

Pemanggilan Riana sekaligus melahirkan rekor tersendiri.Sebelumnya,tidak ada dua saudara kembar berbeda kelamin menembus tim nasional  Belgia.
Riana turut berterimakasih kepada AS Roma ketika itu.Maklum,Roma merupakan klub luar negri  pertama untuk pemain berusia 27 tahun ini.
"Berkat AS Roma,saya mengalami perkembangan pesat baik dari aspek teknik maupoun taktik," tutur Riana seperti dikutip situs resmi klub.


Peran Orang Tuan Bagi RADJA & RIANA

Riana dan Radja mendapatkan darah batak indonesia dari ayahnya,.Marianus Nainggolan.Namun,meeka sempat terpisah dari Marianus selama belasan tahun.
Baru pada Desember 2017,mereka berkumpul kembali,sang ayah bertolak dari Bali ke Piacenza,domisili Radja ketika itu.
"Kami tinggal di Belgia ketika masih berusia enam tahun.Ada perasaan kosong dan vakum selama belasan tahun,tetapi kembali terisi setelah tiga pekan bersama," ucap Radja kepada Eka Tanjung dari sepakbolanda.com

Bagi Riana dan Radja,orang tuanya memiliki peran penting.Sang ayah kerep mengajak bermain sepak bola sejak mereka berusia empat tahun.Keduanya juga mendapat dorongan dari sang ibu,Lizi Bogaerd,saat ,Marinus tidak ada.
Sayangnya,,,Lizi tidak bisa menyaksikan kesuksesan Riana dan Radja.Dia wafat karena kanker pada tahun 2010.
"Sebelum menghembuskan nafas terakhir,ibu menitipkan agar saya menjaga adik saya dan semua keluarga.Dan saya tidak ingin mengecewakan ibu," tutur Radja.

No comments:

Post a Comment